Masjid Raya Sultan Riau Pulau Penyengat: Jejak Kejayaan Islam di Kepulauan Riau

Masjid Raya Sultan Riau Pulau Penyengat: Perpaduan Sejarah, Budaya, dan Wisata Religi yang Abadi

TANJUNGPINANG – Masjid Raya Sultan Riau yang berlokasi di Pulau Penyengat, Kota Tanjungpinang, Kepulauan Riau, merupakan salah satu warisan budaya Islam yang megah dan penuh sejarah. Berdiri kokoh selama lebih dari dua abad, masjid ini menjadi simbol kejayaan peradaban Islam di Nusantara.

Sejarah Pulau Mas Kawin

Awalnya, Pulau Penyengat hanya menjadi tempat persinggahan nelayan untuk mengambil air tawar. Namun, statusnya berubah setelah Sultan Mahmud Riayat Syah menjadikannya mahar dalam pernikahan dengan Raja Hamidah Engku Putri, sehingga dikenal sebagai Pulau Mas Kawin.

“Pulau Penyengat dikenal sebagai Pulau Mas Kawin,” ujar Raja Alhafiz, Ketua Masjid Raya Sultan Riau.

Baca juga: Ferry Batam-Singapura: Jadwal dan Harga Tiket Terbaru Desember 2024

Filosofi Islam dalam Arsitektur

Masjid Raya Sultan Riau Pulau Penyengat: Jejak Kejayaan Islam di Kepulauan Riau
Suasana dalam Masjid Sultan Riau (dok harian kepri)

Masjid ini dibangun pada tahun 1803 dan mengalami renovasi besar pada tahun 1832. Filosofi Islam terwujud dalam setiap detail arsitekturnya.

13 anak tangga melambangkan rukun salat.
5 pintu utama merepresentasikan rukun Islam.
6 jendela menggambarkan rukun iman.
17 kubah dan menara melambangkan jumlah rakaat salat fardu.

Keunikan lain adalah penggunaan putih telur sebagai perekat bata dalam pembangunannya, menggantikan semen yang belum tersedia saat itu.

“Putih telur digunakan sebagai perekat yang sangat kuat,” kata Raja Alhafiz.

Baca juga: Tips dan Aktivitas Wajib Saat Berkunjung ke Gardens By The Bay Singapore

Peninggalan Bersejarah

Di dalam masjid, terdapat sejumlah artefak berharga:

1. Alquran tulisan tangan berusia lebih dari 150 tahun karya Abdurrahman Stambul, seorang pemuda Pulau  Penyengat yang belajar di Istanbul, Turki.
2. Lampu kristal hadiah dari Kerajaan Prusia pada 1860-an.
3. Mimbar kayu jati bercat keemasan yang tetap terawat hingga kini.

Tradisi dan Wisata Religi

Masjid Raya Sultan Riau Pulau Penyengat: Jejak Kejayaan Islam di Kepulauan Riau
Masjid Sultan Riau Pulau penyengat menjadi pusat wisata religi (ist)

Setiap Ramadan, masjid ini menjadi pusat kegiatan keagamaan seperti tahlil jamak kenduri arwah dan buka puasa bersama. Selain itu, pengunjung dapat berziarah ke makam para tokoh besar, termasuk Raja Haji Fisabilillah dan Raja Ali Haji.

Wisatawan seperti Rusdi, yang datang dari Jakarta, terpesona dengan keindahan masjid ini. “Ornamennya sangat indah, seperti perpaduan Masjid Hagia Sophia dan masjid tradisional Melayu,” ungkapnya.

Cagar Budaya dan Destinasi Wisata

Masjid Raya Sultan Riau bersama 16 situs sejarah lainnya di Pulau Penyengat telah ditetapkan sebagai cagar budaya. Pesonanya menarik perhatian wisatawan lokal dan mancanegara, terutama dari Malaysia dan Singapura.

Untuk Anda yang ingin menyelami sejarah dan keindahan religi, Masjid Raya Sultan Riau adalah destinasi yang wajib dikunjungi. Silahkan hubungi Barokah Tour untuk info lebih lanjut. (dr)

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Kirim pesan
Admin Barokah Rental
Terima Kasih telah menghubungi Barokah Rental Mobil Batam,Silahkan lanjut ke chat untuk info lebih lanjut..