BATAM – Masjid Cheng Ho menjadi salah satu ikon wisata religi paling populer di Kota Batam, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri). Setiap akhir pekan dan musim libur sekolah, masjid ini selalu ramai dikunjungi oleh wisatawan, baik dari Batam maupun luar daerah.
Ramai Saat Waktu Salat Magrib
Suasana sore di kawasan Masjid Cheng Ho Bengkong terasa berbeda saat waktu Magrib tiba.
Saf jemaah memanjang hingga ke halaman, dan selepas menunaikan ibadah, banyak pengunjung mengabadikan momen dengan swafoto di depan masjid merah bergaya Tiongkok itu.
“Ini ramai karena momen libur sekolah, hari ini juga malam Minggu,” ujar salah seorang petugas masjid.
Tak hanya warga Batam, wisatawan dari luar daerah hingga rombongan bus pariwisata turut berkunjung ke sini.
Rian, salah satu pengunjung asal Bengkong, mengaku selalu menyempatkan singgah ke masjid ini setiap kali mampir ke kawasan kuliner Golden Prawn.
“Kalau main ke Golden Prawn, pasti singgah di Masjid Cheng Ho. Sekalian salat dan foto-foto,” ujarnya.
Baca juga: Pulau Penyengat: Jejak Sejarah yang Kini Bersinar Sebagai Wisata Halal Indonesia
Mengenang Laksamana Cheng Ho, Penjelajah Muslim dari Tiongkok
Masjid Cheng Ho dibangun sebagai penghormatan terhadap Laksamana Cheng Ho, seorang penjelajah legendaris dari Tiongkok yang dikenal memimpin armada besar pada abad ke-15.
Dalam papan sejarah yang terpajang di dinding masjid dijelaskan, Cheng Ho memimpin ekspedisi dengan 27.000 anak buah dan melakukan pelayaran ke Nusantara sebanyak tujuh kali.
Ia tercatat pernah singgah di Aceh, Palembang, Semarang, dan Surabaya, menyebarkan pengaruh budaya dan ajaran Islam di wilayah-wilayah itu.
Baca juga: 7 Kuliner Legendaris Singapura yang Wajib Dicoba! Nomor 3 Pernah Dipuji Anthony Bourdain!
Masjid Cheng Ho Batam menjadi simbol akulturasi antara budaya Tionghoa dan Islam, yang memperlihatkan bagaimana sejarah dan keindahan budaya bisa berpadu harmonis.
Latar Sejarah yang Penuh Misteri

Meskipun banyak yang meyakini Cheng Ho adalah seorang Muslim dan pernah berhaji, catatan sejarah juga menunjukkan sisi lain.
Menurut Historia.id, sebuah naskah kuno yang dilelang di Balai Sotheby’s New York berisi tulisan Cheng Ho sendiri yang menyebut dirinya memperoleh karunia dari San Bao atau Sam Poo, istilah dalam ajaran Buddha yang berarti Tiga Mustika (Buddha, Dharma, Sangha).
Dari sumber yang sama, teks sutra di Provinsi Yunnan bahkan menyebut Cheng Ho sebagai kasim istana Dinasti Ming yang memeluk ajaran Buddha.
Meski begitu, banyak sejarawan meyakini Cheng Ho tetap memiliki peran penting dalam memperkenalkan ajaran Islam di Asia Tenggara melalui sikap toleransi dan persahabatan lintas budaya.
Masjid Cheng Ho Batam: Bukti Harmoni Budaya
Masjid Cheng Ho Batam dibangun pada tahun 2015 oleh seorang pengusaha lokal Batam, dengan tujuan mengenang jasa Laksamana Cheng Ho dan semangat perdamaian yang dibawanya.
Bangunan masjid ini mencolok dengan warna merah, kuning, dan hijau—warna khas budaya Tiongkok—serta ornamen naga dan lampion yang menghiasi bagian dinding dan atapnya.
Gaya arsitekturnya yang unik menjadikan masjid ini bukan hanya tempat ibadah, tetapi juga spot foto favorit wisatawan.
Terletak di kawasan Bengkong Laut, masjid ini berada tidak jauh dari area wisata kuliner dan pusat oleh-oleh, menjadikannya destinasi wajib bagi wisatawan religi dan pecinta budaya.
Masjid Merah di Batam, Simbol Toleransi dan Persaudaraan
Masjid Cheng Ho Batam bukan hanya sekadar tempat salat. Ia adalah monumen hidup dari sejarah panjang hubungan Nusantara dan Tiongkok, simbol toleransi antarbudaya, serta wujud perdamaian lintas etnis dan agama.
Keindahan arsitektur dan kisah sejarahnya membuat Masjid Cheng Ho menjadi salah satu destinasi religi paling ikonik di Batam — tempat di mana keindahan spiritual dan budaya berpadu dalam harmoni. (d)
Sumber: tempo

